LOVE PHOBIA
Chapter 7
Penulis : Angga Setiawan
Daratan pantai mulai tak terlihat, memandang
kemanapun yang terlihat hanya laut yang luas. Kabut kabut mulai menutupi
penglihatanku, sebenarnya aku tidak yakin bisa kembali. Entah kenapa mataku
terasa sangat berat dan perlahan kupejamkan mataku.
*
Kepalaku sangat pusing, aku sedikit kesulitan untuk
bernafas saatku membukakan mata. “Rifa, kamu sudah sadar? Ini ibu nak”
ujar perempuan yang tidak terlalu tua itu. “Ibu? Kepalaku sangat pusing, aku berada dimana”
ujarku yang mencoba berbicara. “Sebentar ibu panggilkan dokter dulu”
ujarnya.
\
“Syukurlah dia sudah sadar dan kondisinya sudah cukup membaik”
ujar dokter. Aku yang masih sangat lemas, melihat ibu yang terus menggenggam
tanganku. Setelah dokter meninggalkan kami aku bertanya kepada ibu.
Aku sama sekali tidak mengingat apapun, tapi aku
senang saat ini Ibu berada di sampingku entah kenapa aku sangat merindukannya.
*
Malam telah berlalu, cahaya mentari masuk dari
jendela hingga menyilaukan mataku. Aku terbangun kali ini tubuhku terasa sangat
fit, akupun mencoba untuk duduk terlihat ibu yang sedang tidur di kursi nampak
terusik. “Rifa,
Kamu sudah bangun?” tanya ibu melihatku terduduk. “Bu ayo kita pulang, aku
udah gak betah disini, aku rindu kamarku” jawabku.
Ibupun memenuhi permintaanku, hari ini aku pulang
dengan kursi roda. Ibu mendorongku sambil menceritakan insiden 4 hari yang
lalu.
“Pada saat hari kelulusanmu maaf ibu tidak bisa hadir”
ujarnya yang mencoba membuka percakapan. “Tidak apa apa aku sudah melupakannya”
jawabku jujur. “Saat ibu sampai di sumatera, ibu mendapat telpon dari pihak
Villa di pangadaran bahwa kamu mengalami kecelakaan di pantai, mereka menemukan
kamu dengan seorang perempuan pingsan hingga koma seperti ini, lalu ibu
langsung meninggalkan pekerjaan ibu dan segera kemari”
ujar ibu. Aku sedikit mengingatnya, apakah perempuan yang waktu itu hendak ku selamatkan.
“Sama
perempuan bu? Lalu apa dia juga selamat?” tanyaku heran. “Ibu kemarin mendapatkan
info bahwa dia telah meninggal dunia tepat disaat kamu tersadar dari koma”
jawabnya lagi. “Benarkah? Apakah aku boleh melihatnya?”
tanyaku kaget sekaligus memohon. “Mari kita kesana, kebetulan keluarganya masih berada di
rumah sakit ini” ujar ibu.
Aku dan Ibu menemui keluarganya, aku sungguh
penasaran seperti apa wajahnya. Saat kami masuk keruangan itu terlihat foto
yang begitu besar, ibu bilang bahwa perempuan di foto itu adalah orangnya.
Aku kaget dan nampak mengenalinya
“NEMO"
“NEMO"
TAMAT.